Senbonzakura || Keping Ketujuh

hgd7

 

Keduanya saling menatap sekarang, membiarkan berjuta emosi saling mengalir dari obsidian dan hazel yang bersirobok. Kyuhyun melanjutkan ucapannya yang terpotong dengan senyum tulus di wajah. Saling menautkan jemari tangan keduanya dan berujar mantap.

“dan, ya. Kami pun sudah siap hyung. Kami sudah siap meyambut Silla,

―suatu saat nanti.”

Sungmin mengerjap. Menatap Kyuhyun lama dengan mata sewarna hazel miliknya. Putra Silla itu menyeringai akhirnya, menarik tangannya yang berada di genggaman Kyuhyun dan melipatnya di depan dada.

“Apa jika saat itu tiba kau akan melihatku?”

“Maksud hyung?”

“Jangan pura – pura bodoh. Kau pasti mengerti apa maksud ku.”

Kyuhyun terkekeh. Mulai menarik Sungmin menuju ceruk pohon Sakura di belakang mereka. Diam – diam putra mahkota berbaju biru itu bersorak dalam hati saat tahu sang Kuroi Tenshin ini sama sekali tidak menolak sentuhannya.

“Kenapa kau tiba – tiba bertanya seperti itu? Apa kau mulai melihatku sebagai Cho Kyuhyun? dan bukan musuh yang harus kau bunuh?” jawab Kyuhyun begitu mereka sudah menyamankan diri di sana. “Ahh~ itu manis sekali Sungminnie hyung.”

―dan Kyuhyun hanya bisa mengerang sakit saat satu pukulan penuh tenaga mengarah tepat ke lengan kanannya.


 Senbonzakura

―Aku hanya ingin sebebas ribuan sakura yang terbang bersama angin.

.

KyuMin/Romance/Drama/Colossal Fiction/YAOI/Rated T


Antara kedamaian yang semu, kejayaan kerajaan yang menaungi, serta cinta yang tumbuh tanpa tahu asalnya. Mana yang akan kau pilih? Cho Kyuhyun, Sang Pangeran Goguryeo, Lee Sungmin, Putra Silla yang agung, bersama cinta mereka yang merekah dalam rengkuhan peperangan.


.

.

Angin malam berhembus perlahan.

Saat ini memang musim kemarau tengah melanda. Membuat bintang di atas sana terlihat bersemangat untuk menunjukan dirinya kepada para penduduk bumi. Bulan turut berkolaborasi, menjadikan malam yang mulai beranjak tidak sekelam biasanya.

Di tepi danau itu mereka masih duduk. Dengan dua pundak ―yang entah sejak kapan menempel erat tanpa celah. Dia yang berbaju merah mulai menggerakan kepalanya kini, perlahan hingga akhirnya menyandar penuh pada bahu tegap yang lainnya.

Hyu―hyung?”

“Aku.. boleh melakukan ini ‘kan?” ujar Sungmin pelan tanpa menatap Kyuhyun. “Ka..katanya kau sudah menjadi temanku―”

Kyuhyun terkekeh akhirnya, mulai menggerakan tangannya untuk merangkul pundak mungil orang ini. “Tentu saja boleh, hyung. Aku hanya.. sedikit terkejut, mungkin?” ujarnya perlahan. Dia tersenyum saat melihat Sungmin yang telah bersandar nyaman di pundaknya. “Tidak menyangka saja.”

Sungmin hanya diam, kini memejamkan mata saat Kyuhyun mulai membelai lembut rambutnya. Terasa menyenangkan. Juga.. hangat.

“Kau kenapa hyung?” gumam Kyuhyun saat hening telah lama bersama mereka. “Tidak seperti biasanya.”

“Memang aku yang biasanya seperti apa? Sok tahu sekali.” Respon Sungmin tak acuh. Matanya masih kekeuh menutup, dengan bulu mata panjang yang mengecup pipi putih. Putra Silla itu menggerakan kepalanya sejenak, seolah mencari posisi yang lebih nyaman sebelum kembali meneruskan. “dan kau juga belum menjawab pertanyaanku yang tadi.”

“Kau juga tidak menjawab pertanyaanku, ‘kan? Jadi untuk apa aku menjawab pertanyaanmu?”

Sungmin mengernyit sekarang, mengangkat kepala dan mulai melayangkan tatapan tajam pada pemuda yang tengah menyeringai angkuh disampingnya. Menyebalkan sekali orang ini. “Kau.. benar – benar menyebalkan.”

Kyuhyun kembali terkekeh renyah, entah kenapa merasa luar biasa senang saat bisa menggoda sosok dingin Kuroi Tenshin ini. “Katakan itu pada dirimu, Sungmin-ah.” Sahutnya santai. Pangeran Goguryeo itu kembali menarik Sungmin untuk bersandar padanya, kembali mendaratkan tangan pada rambut hitam yang luar biasa halus dan mulai membelainya lembut ―lagi. “dan untuk pertanyaan yang tadi.. menurutmu aku harus memandangmu seperti apa?”

Sang Kuroi Tenshin diam, terlihat bingung saat pertanyaan itu dikembalikan padanya.

“Jika kau menjadi aku, apa yang akan kau lakukan saat melihat sosok Kuroi Tenshin di medan perang?” Kyuhyun memiringkan kepalanya kini, turut menyandar di atas helai hitam legam milik Sungmin di pundaknya. “Apa aku harus melihatmu?”

“Aku tidak tahu.” Jawab Sungmin setelah diamnya yang lama. Putra mahkota berwajah manis itu menyilangkan dua tangannya di depan dada ―masih dengan kepala yang bersandar di pundak Kyuhyun, dan pertanda resah kini tengah melandanya. “…karena itu aku bertanya padamu.”

“Ikuti saja hatimu, kalau begitu.”

“Maksudmu?”

Kyuhyun menghela napas sejenak sebelum menjawab. “Kau terlalu banyak menggunakan logikamu, sebelum ini.” ujarnya kemudian. Tangan kanannya masih betah bermain pada rambut halus Sungmin. “Sesekali, pakailah hatimu juga.”

“Jadi kau berpikir aku adalah orang yang tidak punya perasaan? Begitu?” kernyit Sungmin, sedikit tersinggung saat Sang Putra Goguryeo dibelakanganya berargumen demikian.

“Mungkin ya, tapi mungkin juga… tidak.”

“Kau―!”

“Coba pikirkan hyung,” suara Kyuhyun terdengar mengalun. Lembut, juga sabar. Sungmin bahkan tidak mendengar adanya nada menghakimi seperti yang sering dilontarkan oleh lawannya. “Dulu, aku ―Goguryeo, juga pernah berniat untuk melakukan hal yang sama sepertimu. Seperti Silla yang melancarkan invansi pada setiap Negara kecil di Semenanjung Korea. Jika kau memikirkannya dengan logika, itu benar. Kedamaian memang bisa dicapai saat hanya ada satu orang yang berdiri di puncak.

Tapi coba kau telisik lagi, coba pikirkan bagaimana nasib Negara jajahan itu sekarang. Mereka mungkin menjunjung bendera Silla, tapi apakah pemerintah Silla ―apakah Rajamu pernah memikirkan bagaimana kehidupan mereka saat ini?

Jika kau masih ingat, aku pernah menjadi telik sandi Goguryeo dulu. Hal itu juga membuatku tahu banyak hal, bukan hanya masalah pemerintahan ―tapi juga kelaparan, kemiskinan, dan kehidupan yang penuh tekanan dibawah para Hwarang yang sibuk memastikan mereka tetap tunduk pada kalian. Desa – desa itu, negeri di bawah jajahan Silla.”

Sungmin mengerjap mendengar ini. Sepasang mata cokelat madunya terlihat rapuh sekarang, berkilat oleh sendu yang mulai membayang. “Aku tidak sebodoh itu. Hal itu ―hal itu juga sudah dibawah pertimbanganku… Kyuhyun..-ah.”

Lawan bicaranya diam, tahu bahwa orang di sampingnya belum selesai dengan ucapannya barusan.

“Aku tahu Invansi hanya akan menghasilkan penderitaan yang seperti itu bagi negeri hasil jajahannya. Tapi jika kau memikirkankan lebih jauh, kedamaian tidak akan bisa terjadi tanpa adanya pengorbanan! Jika tidak ada yang memulai, perselisihan tiga Negara tidak akan pernah mencapai titik akhir. Silla, Goguryeo, Baekje… masing – masing mempunyai kekuatan perang yang hebat. Kedamaian tidak akan ada jika ada lebih dari satu kekuatan―”

“Dengan kata lain, yang kau sebut kedamaian itu adalah saat Silla berdiri di puncak. Aku benar ‘kan, Pangeran Silla?”

Yang disebut gelarnya kembali terdiam, menggigit bibirnya gugup. Sebelum diakhir mengangguk pasrah, “Benar. Itu kedamaian yang ku maksud.”

“Kau sangat angkuh, Lee Sungmin.”

“Yang itu juga benar.”

Kyuhyun menggeleng tak percaya kini, menatap Sungmin yang hanya menandang kosong ke depan. Orang ini.. tidak pernah ‘kah dia mencoba kemungkinan lain selain kekerasaan? “Apakah tidak terpikirkan olehmu untuk melakukan perundingan? Duduk berhadapan dan saling bertukar pendapat? Apa hanya perang dan invansi yang ada di otakmu, hyung?”

“Cih.. jangan munafik!” Sungmin mengangkat kepalanya kini, menatap Kyuhyun intens dengan sepasang hazel yang menyorot tajam. Penuh tekad dan keyakinan. “Kalau perundingan bisa dilakukan, aku tidak akan menjadi seperti ini. Tidak perlu menjadi sosok ‘Kuroi Tenshin’ yang ditakuti semua orang, juga di cap sebagai malaikat kegelapan yang tidak punya hati.

Jangan tutup matamu dari cerita terdahulu, Pangeran Goguryeo. Kau pasti tahu jika tidak sekali dua kali, kami ―Silla, mengirim utusan perdamaian. Tapi apa? Utusan itu dibunuh bahkan sebelum dia sampai di istana karena dituduh sebagai telik sandi. Begitu juga kalian, juga Baekje, telah melakukan hal yang sama. Dengan itu, harusnya kau bisa sadar jika kepercayaan tidak pernah ada diantara tiga kerajaan ini.”

Putra Silla itu mulai membuka kasar kain merah darah di dadanya. Meletakkan acuh seragam hwarang kebanggaannya itu disamping, dan menunjukan tubuh bagian atasnya yang polos pada Kyuhyun.

“Lihat? Hanya ini,” gumam Sungmin lirih, perlahan disentuhnya goresan dalam itu. Garis merah lebar yang memanjang dari pangkal pundak hingga rusuk, luka lebar yang bahkan masih terlihat basah. Tampak kontras jika harus bersanding dengan kulit dadanya yang seputih susu. “Hanya dengan melukai dan membunuh, kemudian berdiri di puncak dan meraih kendali tunggal, maka kedamaian itu akan ada.”

Kyuhyun menatap lama luka basah sang Kuroi Tenshin. Menelisik pada tetes darah yang terlihat lolos dari jahitannya ―mungkin karena pergerakan sosok didepannya yang terlalu lincah?

“Kau harusnya tidak boleh banyak bergerak hyung,” komentar Kyuhyun akhirnya. Pemuda yang mengenakan seragam biru gelap itu merobek kain dilengannya sekarang. Membalutkannya lembut pada luka yang kekeuh meloloskan butir – butir darah itu sebelum menyelesaikannya dengan simpul kuat disamping pundak. Mengakibatkan satu erangan sakit meluncur lolos dari bibir sewarna sakura si Putra Silla.

“Arrggh..”

“Itu luka yang serius, setelah ini mintalah pada tabibmu untuk menjahitnya lagi.”

Sungmin mendecih, hanya menurut saat Kyuhyun menuntun kepalanya kembali berbaring di pundak Sang putra mahkota Goguryeo. “Oleh – oleh dari Baekje ‘kah?” lanjut Kyuhyun kemudian. Dia meraih kain baju milik Sungmin yang berada di sampingnya ―menyelimutkannya pada tubuh topless pemuda ini.

“Hmm.. Lee Donghae.”

“Oh? Aku pernah melawannya dulu, saat Baekje merobos wilayah utara Goguryeo. Dan ya, Zanjutsu miliknya sangat luar biasa. Kau harusnya bersyukur pedangnya tidak menembus jantungmu.”

“Kau meremehkanku?”

“Tidak,” geleng Kyuhyun. Tangannya kembali mendarat pada surai hitam Lee Sungmin ini, entah kenapa, tapi Kyuhyun seperti tidak bisa melepaskan diri dari helai lembut ini sejak pertama menyentuhnya tadi. “Aku justru memperingatkanmu, hyung. Karena setahuku, kau tidak pernah terluka sebelum ini.”

Sungmin tidak menjawab, memilih menikmati kulit Pangeran Goguryeo ini yang terasa menyenangkan ditubuhnya. Dia baru saja memutuskan akan tertidur saat telinganya mendengar suara merdu Kyuhyun. “Kau tahu? Ayahku, paduka Raja sudah mulai mempersiapkan armada perang kami. Mengumpulkan pada cendekiawan dari seluruh negeri guna membuat berbagai strategi perang untuk melawan Silla.”

“Apa kau bermaksud memberitahuku?”

Kyuhyun menatap sedih pemuda di sampingnya. Dia yang telah menutup mata dengan wajah damai, tampak polos dan tidak berdosa. “Tadinya aku ingin mengajakmu berunding, hyung. Memikirkan berbagai kemungkinan lain selain peperangan―”

“Konyol sekali. Kau pikir dengan begitu aku mau menarik pasukanku mundur?”

“―agar aku tidak perlu diam – diam menemuimu.” Lanjut Kyuhyun seolah ucapannya yang tadi tidak pernah terpotong. “Kita bisa berdiri berdampingan. Walau tidak bisa saling membantu, setidaknya tidak perlu saling mengusik, tanpa ada hwarang yang harus dikorbankan.” ―dan akan tetap hidup bersama tanpa harus membunuh yang lain, lanjutnya dalam hati.

Sungmin terkekeh sebelum merespon. Dia mulai berdiri kini, memakai asal pakaiannya yang terlepas, dan berjalan ke tepi danau. Meninggalkan Kyuhyun yang tengah menatap punggungnya dengan sorot yang tak berubah ―sendu dan penuh pengharapan.

“Manusia itu egois, Kyuhyun-ah.” Mulai sang hyung. Tanpa berbalik, dan dengan sorot mata yang terarah penuh pada danau gelap di depannya. “Saling berdiri berdampingan, katamu? Akan bertahan berapa lama memangnya? Kau tidak akan bisa diam tanpa berusaha menguasai yang lain jika kau memiliki kekuatan lebih.”

Dia melanjutkan, “Kedamaian abadi memang tidak akan ada, tapi setidaknya dengan satu orang yang berdiri di puncak, Semenanjung Korea akan terbebas dari orang – orang yang ingin memperluas wilayah ―walau tidak selamanya, kedamaian yang seperti itu akan berlangsung lebih lama.”

“Apa kau juga tidak memikirkan kemungkinan pemberontakan dari mereka yang telah kau jajah, Lee Sungmin?” potong Kyuhyun cepat. Putra Goguryeo itu masih ditempatnya yang tadi, duduk bersandar di bawah ceruk Sakura besar yang menaungi. “Apa kau pikir rakyat yang negerinya kau ambil tidak akan memikirkan berbagai cara untuk merdeka?”

“Mereka tidak akan menjadi Negara jajahan, karena mereka akan menjadi bagian dari Silla.”

“Keras kepala,” decak Kyuhyun kalah.

“Benar,” angguk Sungmin. Pangeran Silla itu berbalik sekarang, menyapa Kyuhyun dengan sorot matanya yang tak tergoyahkan. Tegar bak karang yang tak pernah gentar oleh ombak. “Karena jika aku bukan orang yang keras kepala, aku tidak akan kuat menjalani ini semua, Kyuhyun-ah.”

―dan dia tersenyum, satu yang paling tulus, pun mampu membuat Kyuhyun terbelalak penuh kejut. “Kau.. satu – satunya orang yang dengan gamblang berkata ingin menjadi temanku. Karena itu, aku agak menyesal akan mengatakan ini.”

Kyuhyun mengangkat sebelah alisnya, menatap Sungmin penuh tanya sebelum berdiri dan mulai berjalan mendekat pada dia yang di depan sana.

“Tentang pertanyaanmu tadi… aku sudah tahu jawabnya.”

“Apa?” kejar Kyuhyun. Dia sudah berdiri di samping Sungmin sekarang, sama persis dengan posisinya mereka saat di awal tadi.

“Ma’afkan aku.. tapi, saat kita bertemu di medan perang nanti,” Sungmin memberi jeda pada kalimatnya. Menatap penuh pada Kyuhyun, dan kembali tersenyum. “Aku tidak akan pernah melihatmu.” Tegasnya.

Putra Goguryeo itu tidak terkejut, sudah menyangka sebenarnya ―walau tetap tidak memungkiri jika perasaan kecewa itu benar – benar menguasai hatinya sekarang. “Aku tahu.”

Sungmin mengangguk, “Lawan aku dengan benar, dan angkat pedangmu tinggi. Jangan segan – segan membunuhku, karena aku pun akan bersikap demikian.”

Kyuhyun menarik lembut Putra Silla itu dalam pelukan sekarang, sedikit berhati – hati dengan luka yang bersarang di dadanya ―walau itu tidak mengurangi eratnya pelukan mereka.

“Anggap saja…” dia yang dipelukan menelan ludahnya susah, entah kenapa tenggorokannya terasa tercekat kini. Sungmin melanjutkan. Dengan lirih, namun terdengar sangat jelas di telinga Kyuhyun. “Anggap saja kita tidak pernah bertemu di tempat ini.”

.

.

Kerajaan, atau dia yang perlahan mulai menguasai hati? Sayang sekali. Pilihan kedua tidak akan pernah berlaku bagiku yang menjunjung nama Silla.

To be continued…


 

*Zanjutsu : Kemampuan memainkan pedang, ilmu berpedang

15 comments on “Senbonzakura || Keping Ketujuh

  1. TT___TT
    Apa-apaan ini Aki-chan….
    Full Kyumin tapi nyeseeegggg…..
    Nangis bombay~~~
    Demi apa ini begini….
    Terus bagaimana nantinya????
    Mau baca lanjutanya…..
    Boleh aku mengintip isi kepalamu???
    #plakk

    • iyaa.. silahkan diintip kakak,, kalo bisa, sekalian ketikin lanjutannya juga yaa~ males soalnyaa ==v
      Tenang,, mereka pasti baik2 aja kok~ #senyummanis XDDD

  2. Woah… Yg terakhir itu,,, maksudnya Sungmin lebih memilih membunuh Kyuhyun daripda menyerahkan hatinya? Aish keras kepala…

  3. hikz, ini menyedihkan…………meskipun chap ini full kyumin moment…
    sungmin keras kepala bgt ya…tapi kyu lebih lembut lho disini…bisa ngimbangin sungmin…^^
    ga nyangka sungmin mau menyandarkan kepalanya ke kyu….bahkan berkali2 kyu membelai rambut min,,,,aish!romantis sekali…
    semoga chap depan ga terlalu lama updatenya, hwaiting!

  4. wach update juga 🙂

    moment kyumin full tp knapa jd ikut ngerasain sedih bacanya…..
    wach sungmin ttp keras kepala juga wlpun kyuhyun dach mencoba buat cari solusi…
    bakal da peperangan donx truz da yg mati juga wach sedih2…..

    lanjut min

  5. oh my…. ada apa ini???
    kenapa sungmin keras kepala sekali sih
    disini ming terlihat sangat egois, dia lebih milih kerajaan dibanding orang yg telah menguasai hatinya dan berfikir bahwa kedamaian akan trwujud jika silla memenangkan medan perang
    wlaupun full kyumin moment, tp ini adalah moment yg menyakitkan 😥

  6. ok ok, ming bleh2 aja perng nglawn kyu. tp jngn da yg mati ya cla. hehehe. kyumin hrus brsatu.
    umin mski ngomong-a gtu tp gk yakin nanti d medan perng gmna. klo tba2 kyu trluka ya kali kga kwatir. dan ya sifat umin yg kras kpala ma sifat kyu yg lbh adem. sling mlengkapi >.<
    d tnggu klanjtan-a cla.
    smangat xD

  7. Ahh penasaran tingkat semenanjung korea gimana bakal kalo kyu dan ming bkal main pedang pedangan (?) ahhhh jan ad yg mati pokoknya!

Tinggalkan Balasan ke dieN-diN Batalkan balasan